12 Maret 2009

Dua Pendengki Yang Disukai

Hari ini saya hanya mau menampilkan artikel yang ditulis salah satu ustadz saya di dunia maya dan dunia nyata: Ustadz Taufiq Hamim Effendi, Lc, MA. Beliau sempat mengajar saya di Ma’had Utsman di Mustawa Awwal dan Tsani. Sebenarnya kalau saya terus belajar di Ma'had Utsman, pasti beliau juga terus mengajar saya di mustawa selanjutnya. Tapi sayangnya karena… ah sudahlah, jangan terbiasa menyesali keputusan yang sudah diambil.

Anyway, judul asli tulisan ini adalah “Dua Pendengki Yang Disukai”. Dimuat di warnaislam.com. Ini linknya: http://warnaislam.com/blog/taufik/2008/10/31/22560/Dua_Pendengki_Disukai.htm

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallama bersabda : " Tidak ada kedengkian (yang bolehkan) kecuali dalam dua hal : (Dengki) kepada seseorang yang telah Allah ajarkan kepadanya Al-Qur'an lalu dia membacanya sepanjang siang dan malam hari, kemudian tetangganya mendengarnya dan berkata : " Oh… seandainya saja aku seperti dia, maka aku akan mengamalkannya seperti dia. Dan (Dengki) kepada seseorang yang telah Allah berikan kepadanya harta lalu dia menggunakannya untuk kebenaran. Lalu seseorang berkata : " Oh… seandainya saja aku seperti dia, maka aku akan mengamalkannya seperti dia ". (H.R. Bukhari)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu : Aku mendengar Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallama bersabda : " Tidak ada kedengkian kecuali dalam dua hal : ( Dengki ) kepada seseorang yang telah Allah berikan kepadanya Al-Kitab dan dia membacanya dalam shalat sepanjang malam, Dengki )kepada seseorang yang telah Allah berikan kepadanya harta lalu dia bersedekah sepanjang siang dan malam hari ". (H.R. Bukhari)

KANDUNGAN HADITS

Dengki adalah diantara sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap kita, sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk menjauhinya dan bahkan kita harus berlindung dari kedengkian orang-orang yang dengki.

Demikian yang disebutkan di dalam Al-Qur'an surat Al-Falaq ayat 5 :
"Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Karena bila sifat dengki telah merasuki diri kita maka hal ini akan berakibat kepada hubungan yang tidak sehat terhadap orang lain.

Islam sebagai agama mulia bukan saja melarang manusia dari perbuatan yang tidak terpuji, namun ia juga memberikan solusi terbaik bagi para pemeluknya, yaitu dengan membolehkan kepada mereka untuk iri dan dengki dalam dua hal :

Pertama,

Kepada orang yang telah Allah ajarkan kepadanya Al-Qur'an lalu dia membacanya sepanjang siang dan malam hari, baik dalam shalatnya ataupun di luar shalat. Juga kita diperbolehkan dengki kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan.

Kedua,

Kepada orang yang telah diberikan rizki berupa harta lalu dia menggunakannya untuk kebaikan, baik dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, keperluan pribadi ataupun yang lainnya.

Dengki yang demikian itu memang sangat dianjurkan sekali oleh Islam, sifat iri atau dengki seperi inilah yang harus tertanam pada diri kita, sifat ingin seperti orang lain dalam hal kebaikan dan tidak menginginkan kebaikan tersebut hilang dari orang tersebut yang dalam Islam disebut dengan ghibthah.

Seorang shahabat Nabi SAW yang bernama Zubair bin Awwam meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

" Penyakit umat terdahulu berupa dengki dan kebenbencian telah menjalar pada umat sebelum kalian, kebencian itu adalah pemangkas agama, bukanlah pemangkas rambut, demi Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak beriman kalian sehingga kalian saling mencintai, maukah kalian aku beritahu sesuatu yang apabila kalian lakukan dapat membuat kalian saling mencintai ? (yaitu) sebarkanlah salam" (H.R. Ahmad).

Semoga kita terhindar dari sifat dengki yang selama ini merasuki diri kita dan saudara-saudara kita. Sifat dengki yang akan membuat barisan kaum muslimin tercerai-berai, sifat dengki yang akan membuat kita tidak saling mencintai. Jadi kalaupun kita ingin jadi seorang pendengki, maka jadilah pendengki yang dibolehkan, sehingga kita pun akan dicintai.

Wallahu 'alam bish-shawab

Tidak ada komentar: